1. Pisau
2. Cermin
3. Roda
Pisau adalah jimat
untuk mulut kita (secara lisan maupun tulisan). Dalam tumpul maupun
tajamnya, pisau bisa digunakan utk memotong makanan, membunuh lawan,
maupun sekedar hiasan. Pisau menjadikan seorang ryan sebagai jagal dari
tanah jombang, namun seorang rudi khoirudin menjadi koki masakan lezat
dengan pisau pula.
Mulut manusia persis
seperti pisau, dengan manfaat yg akan bergantung pd bagaimana, kepada
siapa dan kapan menggunakannya. Pendengaran dan pembacaan orang lain
atas mulut kita seharusnya menjadi evaluasi diri agar makin cerdas dalam
menggunakan “pisau” kita masing-masing.
Cermin merupakan
jimat untuk berkaca atas diri, sampai sejauh mana kita berbuat dan
berkata. Dengan jimat ini, kita jadi tahu seada-adanya keadaan diri kita
tanpa harus menyembunyikannya. Dan dengan jimat ini pula kita dapat
menakar keadaan diri : Sudah rapih atau masih berantakan? Bagian
tampilan mana yg perlu dirapihkan atau disempurnakan? Bukan lantas
menyalahkan cermin atas buruknya kita punya tampilan.
Roda yaitu jimat
untuk mengingatkan kita, bahwa hidup atas diri ini benar-benar bagaikan
roda. Berputar, dengan tiap sisi yg pasti mengalami perpindahan selama
masih dalam perputaran dan pergerakan. Hari ini kita besar dan mantap,
namun hari lain kita tak lebih dari seekor kutu kucing.. Kecil,
terhalang bulu, dan menyebalkan. Tapi, ditambah dengan 2 jimat terdahulu
seharusnya kita bisa prediksi dan antisipasi, kapan di atas dan akan di
bawahnya kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar